Sukoharjo – Pada Minggu, 16 Juni 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Mal The Park Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, bersama dua cucunya, Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah, untuk menikmati libur akhir pekan dan merayakan Idul Adha. Di sela-sela kunjungan tersebut, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Sekabel (Sedulur Kayu Mebel dan Pengusaha Indonesia), Setyo Wisnu Broto, dan membahas sejumlah topik penting terkait industri kayu dan mebel.
Setyo Wisnu Broto mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana santai dan membicarakan kelanjutan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) industri kayu dan mebel. Setyo menyampaikan bahwa saat ini terdapat investor yang siap masuk ke Indonesia, tidak hanya dari sektor kayu dan mebel tetapi juga dari sektor lainnya.
“Diskusi kami terutama mengenai KEK industri kayu dan mebel yang siap menerima investor. Investasi ini akan menjadi terobosan besar bagi Indonesia, yang dapat menaikkan posisi negara kita ke dalam lima besar eksportir mebel dunia,” ujar Setyo. Ia menambahkan bahwa perusahaan dari Cina, yang merupakan produsen mebel terbesar ketiga di dunia, akan berinvestasi di Indonesia.
Presiden Jokowi, yang sangat mendukung upaya investasi ini, menyatakan kesiapannya untuk menghadiri acara groundbreaking jika para investor sudah tiba di Indonesia. “Beliau sangat mendukung investasi ini dan siap hadir untuk melakukan groundbreaking, yang tentunya akan menjadi magnet investasi bagi Indonesia,” tambah Setyo.
Pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum Sekabel ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung dan memajukan industri kayu dan mebel di Indonesia, sekaligus mengundang investasi asing untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Sementara itu, di tingkat internasional, produk furnitur Indonesia terus menunjukkan prestasi. Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan bahwa produk furnitur Indonesia berhasil membukukan transaksi sebesar 6,11 juta dolar AS atau sekitar Rp99,46 miliar dalam pameran internasional INDEX di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA). Pencapaian ini meningkat 454 persen dibandingkan dengan transaksi INDEX 2023 yang hanya sebesar 1,1 juta dolar AS.
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Dewi Rokhayati menyatakan bahwa produk furnitur Indonesia tetap menjadi primadona di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Produk yang diminati termasuk console table, kursi dan stool dari kayu dan rotan, keranjang rotan, dekorasi dinding, furnitur luar ruang dari kayu, aksesori dekoratif, dan peralatan dapur. Pada hari pertama pameran, dua kesepakatan dagang senilai 648 ribu dolar AS atau sekitar Rp10,51 miliar berhasil dicapai.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, Widy Haryono, menambahkan bahwa ekspor furnitur Indonesia ke PEA terus menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan sebesar 15,35 persen dalam lima tahun terakhir. Pada Januari-Maret 2024, ekspor produk furnitur Indonesia ke PEA mencapai 3,06 juta dolar AS.
Partisipasi Indonesia pada INDEX 2024 dianggap sebagai upaya strategis untuk memanfaatkan perjanjian dagang Indonesia-UAE CEPA serta menggunakan Dubai sebagai hub perdagangan di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan. Paviliun Indonesia menampilkan produk berkelanjutan dan ramah lingkungan dari 15 eksportir unggulan.
Total perdagangan bilateral Indonesia dan PEA pada Januari-April 2024 mencapai 1,60 miliar dolar AS, meningkat 9,54 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai 5 miliar dolar AS, dengan Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 297,40 juta dolar AS.
Selain itu, penting untuk dicatat bahwa Indonesia telah memiliki Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK), yang memastikan bahwa kayu yang diekspor berasal dari sumber yang legal dan lestari. SVLK ini merupakan langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan dan legalitas industri kayu Indonesia, sehingga meningkatkan daya saing produk kayu dan furnitur Indonesia di pasar internasional.
Dengan SVLK, Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap praktik-praktik bisnis yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan, yang tentunya akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global sebagai eksportir furnitur berkualitas tinggi dan berkelanjutan.