Dalam lanskap ekonomi global yang semakin bergejolak, satu hal menjadi semakin jelas bahwa sustainability bukan lagi pilihan etis semata, melainkan bagian integral dari strategi pengelolaan modal perusahaan. Temuan dari laporan DBS CFO and Treasury Insights 2025 memperkuat hal ini. Laporan ini menunjukkan bahwa para Chief Financial Officer (CFO) dan Treasurer kini mulai menempatkan keberlanjutan sebagai salah satu pilar utama dalam pengambilan keputusan keuangan termasuk dalam hal optimasi struktur modal.
Sustainability: Dari Reputasi Menuju Nilai Ekonomi
Laporan yang melibatkan lebih dari 800 pemimpin keuangan di 14 negara ini mencatat bahwa 64% dari CFO dan Treasurer menjadikan reputasi dan nilai merek sebagai alasan utama mereka mengejar inisiatif hijau. Namun, menariknya, pendekatan keberlanjutan tidak lagi berhenti pada “branding”. Perusahaan kini semakin sadar bahwa investasi hijau dapat secara langsung memperbaiki struktur pembiayaan, menekan cost of capital, dan membuka akses ke modal yang lebih terjangkau.
Sayangnya, 61% responden juga mengakui bahwa rendahnya traceability dan data ESG yang tidak terukur menjadi hambatan utama dalam mendorong komitmen jangka panjang. Artinya, perusahaan butuh solusi yang lebih dari sekadar niat, dibutuhkan sistem, teknologi, dan mitra strategis untuk mengukur dan melaporkan keberlanjutan secara akurat.
Indonesia: Di Antara Momentum dan Kebutuhan Mendesak
Dalam konteks Indonesia, sinyal pergeseran ini mulai terlihat. Pemerintah tengah mengarahkan regulasi menuju ekonomi hijau, dari taksonomi hijau OJK, rencana bursa karbon, hingga masuknya komponen ESG dalam skema pembiayaan perbankan. Namun di lapangan, banyak pelaku usaha masih menempatkan keberlanjutan sebagai beban tambahan, bukan sebagai strategi optimasi modal.

Sumber: Antara (https://www.antaranews.com/berita/4986525/kemenhut-pastikan-kualitas-produk-dari-perdagangan-karbon-sukarela)
Padahal, dalam laporan yang sama, Indonesia menempati posisi cukup kuat dalam hal efektivitas treasury, dengan skor 82% pada aspek liquidity and FX management dan 70% pada aspek data-driven intelligence di atas banyak negara maju. Ini mengindikasikan bahwa secara teknis, pelaku usaha Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan keberlanjutan sebagai alat efisiensi modal, bukan sebaliknya.
Mengapa Sustainability Relevan untuk Optimasi Modal?
Tiga alasan utama menurut DBS:
- Sumber pembiayaan lebih beragam dan terjangkau
Lembaga keuangan global cenderung menawarkan bunga lebih rendah atau akses prioritas kepada perusahaan dengan skor ESG tinggi. - Struktur modal yang adaptif dan berkelanjutan
Perusahaan mulai memisahkan jenis pembiayaan: konvensional untuk operasional, dan hijau untuk inovasi menciptakan fleksibilitas struktur modal. - Valuasi perusahaan meningkat
Investor mulai menilai risiko dan prospek perusahaan berdasarkan jejak karbon dan tata kelola keberlanjutan.
Langkah Strategis ke Depan untuk Perusahaan Indonesia
Berdasarkan refleksi laporan ini dan realita domestik, perusahaan di Indonesia dapat mempertimbangkan strategi ini:
- Audit ESG internal dan eksternal: Melakukan pemetaan risiko dan peluang keberlanjutan, terutama yang terkait dengan pembiayaan.
- Adopsi teknologi pelaporan hijau: Menggunakan platform digital untuk mengukur dan memverifikasi data ESG.
- Manfaatkan pembiayaan hijau yang tersedia: Bank-bank nasional mulai menawarkan green financing dengan syarat ESG minimum.
- Bangun kemitraan ESG: Kolaborasi dengan mitra supply chain yang memiliki komitmen keberlanjutan dapat memperkuat posisi dalam penilaian modal.
Jika laporan DBS ini menunjukkan satu hal, sustainability telah menjadi strategi keuangan. Perusahaan yang mampu mengintegrasikan prinsip hijau ke dalam strategi modalnya bukan hanya akan lebih resilien menghadapi guncangan global, tetapi juga akan lebih kompetitif di pasar pembiayaan yang mulai hijau secara struktural.
Bagi perusahaan Indonesia, ini bukan sekadar mengikuti tren. Ini adalah tentang mengelola risiko, membuka peluang modal baru, dan membangun reputasi di mata dunia. Di tengah ketidakpastian, justru sustainability bisa menjadi jangkar yang membuat perusahaan tetap stabil sekaligus tumbuh ke depan.
Unduh laporan DBS pada tautan berikut: https://www.dbs.com.sg/corporate/insights/treasuryprism/NewRealities/DBS-Treasury-Report-global.pdf








