Bukan Siapa Mereka, Tapi Siapa yang Anda Yakini Mereka Bisa

Dalam dunia kerja yang serba cepat dan kompetitif, siapa sangka bahwa cara seorang pemimpin memandang timnya bisa menentukan sukses atau tidaknya perusahaan? Sebuah teori psikologi klasik bernama Pygmalion Effect kembali relevan, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang mengandalkan kerja tim yang solid dan kolaboratif.

Dipercaya, Maka Bisa

Pygmalion Effect menyatakan bahwa ekspektasi positif terhadap seseorang dapat meningkatkan kinerjanya secara nyata. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Robert Rosenthal dan Lenore Jacobson dalam eksperimen tahun 1968 di sebuah sekolah dasar. Para guru diberi informasi bahwa sejumlah siswa memiliki “potensi akademik tinggi”, padahal sebenarnya nama mereka dipilih secara acak.

Hasilnya mengejutkan: anak-anak yang dianggap “berbakat” tersebut menunjukkan peningkatan IQ dan prestasi akademik yang jauh di atas rata-rata. Penjelasannya sederhana: guru mulai memperlakukan mereka secara berbeda, lebih sabar, memberi tantangan, dan memberi ruang untuk berkembang.

“Ketika kita percaya seseorang mampu, kita mulai memperlakukannya seperti orang yang mampu. Dan akhirnya, mereka membuktikan itu,” tulis Rosenthal dalam studinya.

Penerapan Nyata di Dunia Usaha

Efek yang sama ternyata juga terjadi di dunia kerja. Dalam perusahaan kecil, di mana jarak antara pimpinan dan karyawan sangat dekat, pengaruh ekspektasi pemimpin menjadi jauh lebih kuat. Sebuah studi oleh Eden dan Shani (1982) di lingkungan militer Israel menunjukkan bahwa tentara yang dikatakan ‘berpotensi tinggi’ menunjukkan performa lebih baik hanya karena atasan mereka mempercayainya, meski sebenarnya mereka dipilih secara acak.

Hal ini membuka mata banyak pelaku usaha: bukan hanya kemampuan yang menentukan kinerja, tapi juga ekspektasi atasan yang menciptakan ruang bagi kemampuan itu untuk tumbuh.

Bagaimana Menerapkannya?

Pakar pengembangan SDM menyarankan tiga langkah sederhana:

  1. Tinjau ulang ekspektasi Anda terhadap semua staf. Apakah Anda secara tidak sadar membatasi peran seseorang karena persepsi masa lalu?
  2. Berikan tantangan yang membangun. Tidak perlu muluk-muluk, tapi cukup untuk menunjukkan bahwa Anda percaya mereka bisa.
  3. Dukung dengan pelatihan dan umpan balik. Harapan tanpa dukungan hanya akan menimbulkan tekanan. Tapi harapan yang diiringi dengan bimbingan akan menjadi motivasi.
Mungkin Bukan Sekadar Teori

Konsep Pygmalion Effect bukan sekadar teori psikologi di ruang kuliah. Ia terbukti dalam ruang kelas, barak militer, dan kini semakin relevan di dalam ruang kerja UMKM dan startup. Dalam organisasi kecil, di mana satu orang bisa menentukan arah kerja tim, keyakinan pemimpin adalah bahan bakar paling kuat untuk pertumbuhan.

Jadi, sebelum buru-buru menilai kinerja tim, mungkin pertanyaannya adalah: “Apakah saya sudah cukup percaya pada mereka?”. (Adm)

Referensi: The Pygmalion Effect: Definition & Examples ByAyesh Perera

Tag Berita

Share berita ini di kanal anda melalui:

WhatsApp
Email
Facebook
X

Artikel terkait

Penelitian, Survei, Kajian, pendampingan sertifikasi (SVLK, FSC, PEFC, ISPO, ISO), Komunikasi Multimedia, Teknologi Informasi dan Penyelenggara Acara